“Lifting yang rendah tidak bisa dipungkiri telah menyebabkan defisit pada anggaran negara. Di sisi lain, dalam APBN-P tekanan nilai tukar rupiah diprediksi naik mencapai 10,2%. Tentunya akan semakin memperburuk struktur anggaran karena importasi minyak masih cukup tinggi,” kata Rofi, Selasa (27/5/2014).
Realisasi lifting minyak periode Desember 2013–Maret 2014, lanjut Rofi, baru mencapai sekitar 797.000 barel per hari. "Situasi tersebut semakin menegaskan ketidakmampuan SKK Migas dalam mengembangkan industri migas nasional," tegasnya.
SKK Migas, tambah Rofi, tidak pernah bisa mencapai target yang ditetapkan oleh APBN. Setiap tahun perolehan lifting migas mengalami penurunan.
Memang lifting minyak sudah lama mengalami tren menurun. Namun SKK Migas berjanji akan mengkompensasinya dengan kenaikan gas, dan itu tidak kunjung nampak hasilnya. Salah satu indikator lemahnya produksi gas terlihat dari rencana importasi yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Jika terus mengandalkan sumur yang ada maka akan sangat sulit meningkatkan produksi. Perlu rencana strategis yang dapat mengurangi unplanned shutdown. Jika tidak, maka diprediksi pada 2015 lifting minyak akan menyentuh angka di bawah 800.000 barel per hari,” papar Rofi.
Sebagai informasi, cadangan gas di perut bumi Indonesia semakin menipis tetapi tetap saja mengekspor gas ke beberapa negara salah satunya Singapura. Berdasarkan data SKK Migas, Indonesia hanya memiliki cadangan gas sebesar 1,7% dari total cadangan gas alam dunia.
Nilai cadangan gas alam di Indonesia adalah 112 triliun kaki kubik (tcf). SKK Migas memperkirakan gas alam habis dalam waktu 44 tahun ke depan. Artinya jika kurang dari 44 tahun gas alam sudah habis, kemungkinan besar telah terjadi salah pengelolaan.
“Lapangan gas yang ada saat ini dikunci dengan kontrak panjang untuk ekspor. Kemudian blok-blok minyak strategis tak dimiliki oleh perusahaan minyak nasional. Perlu ada rumusan yang lebih serius dari pemerintah,” tukas Rofi.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
