Faisal Basri: Indonesia Benar-benar Harus Revolusi Mental

Jakarta -Kondisi perekonomian Indonesia dianggap mengalami penurunan kinerja dan timpang. Perbedaan antara kaya dan miskin makin tinggi, sementara tren kemiskinan terus meningkat.

Ekonom Faisal Basri menyatakan, perlu ada perubahan yang mendasar ekonomi di negara ini, untuk menyelesaikan masalah ketimpangan tersebut.


"Kemiskinan di Indonesia turun, tapi 20% orang terkaya naik juga. Ketimpangan naik 20%, makanya jangan mau status quo. Pertumbuhan pendapatan penduduk Indonesia yang kaya dan miskin, kalau dibandingkan seperti F1 banding bemo. Pertumbuhan rata-rata pendapatan penduduk 4,87%. Kemiskinan turun tapi trennya naik, artinya penurunan jumlah orang miskin melambat. Benar-benar harus revolusi mental memang," tutur Faisal dalam diskusi ekonomi Indef di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (26/6/2014).


Indonesia, menurut Faisal, saat ini menjadi pasar yang empuk untuk barang-barang dari seluruh dunia. Impor di negara ini sudah semakin besar, termasuk impor minyak.


"Semua ini mengalami deselerasi. Oleh karena itu harus ada regenerasi," kata Faisal,


Dia juga mengatakan, ekonomi Indonesia sejak 1961-2014 jatuh bangun bukan karena faktor eksternal, namun karena faktor internal. Karena itu harus ada perbaikan dari ekonomi di dalam negeri.


(dnl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!