Kisah Dahlan: Sempat Ingin Tutup PT Djakarta Lloyd Karena Utang Triliunan

Jakarta -BUMN jasa perkapalan PT Djakarta Lloyd (Persero) kembali hidup dari 'mati suri' dan kesulitan keuangan yang telah mendera selama belasan tahun lamanya. Kebangkitan ini tak lepas dari persetujuan program restrukturisasi utang perseroan sekitar Rp 1,3 triliun.

Alhasil, Djakarta Lloyd kembali bangkit menggenjot pendapatan dan mampu menyicil utang kepada para kreditur. Ternyata sebelum izin restrukturisasi utang disepakati antara perseroan dan kreditor, Menteri BUMN Dahlan Iskan selaku kuasa pemegang saham pemerintah berencana menutup Djakarta Lloyd karena utang yang menumpuk.


"Kita awal-awal putuskan perusahaan untuk ditenggelamkan, karena nggak mungkin dihidupkan. Waktu itu ada kesimpulan, nggak ada jalan lain selamatkan Djakarta Lloyd karena utang triliunan," kata Dahlan pada acara diskusi kebangkitan Djakarta Lloyd di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014).


Pasalnya, utang yang tercatat di perseroan banyak yang susah dibuktikan, karena bukti-bukti untuk pembayaran utang tidak terdokumentasi secara baik.


Selain itu, bila perseroan dibantu dengan kapal baru, maka akan timbul persoalan lain. Kreditur Djakarta Lloyd bisa saja menyita aset milik perusahaan. "Kalau dihidupkan terus dibelikan kapal, kapal disita orang jadi serba sulit," sebutnya.


Bahkan muncul wacana memberi suntikan modal negara dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun wacana ini ditolak mentah-mentah, karena membuat direksi perseroan menjadi manja.


"Ada usulan minta PMN atau modal negara. Saya nggak mau. Saya bilang lebih baik perusahaan tenggelam saja karena kebiasaan PMN manjakan direksi," paparnya.Next


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!