CT: Produksi Gas Arun Habis Oktober 2014

Lhokseumawe -Produksi gas di lapangan Arun, Aceh akan habis pada Oktober tahun ini. Sehingga eks lapangan gas tersebut akan diubah menjadi receiving terminal dan gasifikasi.

"Gas di Arun mulai habis Oktober ini. Dan akan ekspor untuk yang terakhir kali sebanyak 1 kargo," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) di PT Arun NGL, Lhokseumawe, Aceh, Minggu (14/9/2014).


Pasca penghentian produksi, menurut CT pemerintah sudah menyiapkan Arun sebagai fasilitas regasifikasi atau regas dari LNG yang didatangkan dari Tangguh Papua. Setelah proses regasifikasinya tuntas, maka gasnya akan dialirkan melalui pipa gas Arun-Belawan.


"Sehingga gasnya dapat memasok pembangkit listrik PLN, kalau ada listrik maka industri akan tumbuh. Kita juga akan melakukan pengembangan kawasan industri baik di Arun maupun di Medan dengan adanya listrik dan gas ini," katanya.


Menurut CT, Arun akan menjadi kawasan industri yang berbasis gas. Wilayah ini juga akan menjadi pusat ekonomi yang berbasis industri.


"Fasilitas kilang Arun termasuk fasilitas regasifikasinya ini juga sudah disepakati kepemilikannya. Yakni Pertamina dan Pemerintah daerah (Pemprov Aceh). 70% untuk Pertamina dan 30% untuk Pemda," katanya.


Sebelumnya Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertagas mengelontorkan investasi US$ 500 juta atau kurang lebih Rp 5 triliun untuk membangun infrastruktur gas di Aceh dan Sumatera Utara. Dana itu untuk mengubah Arun LNG Plant (Liquefied Natural Gas/gas alam cair) di Aceh menjadi receiving terminal gasifikasi.


Mengenai pengubahan LNG Plant Arun menjadi receiving terminal dan fasilitas gasifikasi, setidaknya dibutuhkan US$ 80 juta dari total investasi US$ 500 juta. Bila beroperasi, receiving terminal ini akan menerima LNG dari Tangguh dan Bontang dengan kapasitas 400 juta kaki kubik per hari (mmscfd).


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!