Jatah BBM Tahun Depan Tak Ditambah, PDI-P: Bukan Berarti Harga Naik

Jakarta -Pemerintah dan DPR telah memutuskan kuota atau jatah bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk 2015 sebanyak 46 juta kiloliter (KL). Jumlah ini sama dengan 2014, padahal populasi kendaraan bermotor pasti terus bertambah.

Menurut Dolfie OF Palit, Anggota Komisi XI DPR, kuota itu diputuskan dengan skenario pengendalian konsumsi BBM. Politisi PDI-P ini juga menampik bahwa pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) sudah ambil ancang-ancang untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.


"Kuota sebesar 46 juta KL yang diputuskan kemarin itu dengan skenario pengendalian. Bukan kenaikan harga BBM," tegas Dolfie kala ditemui di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Rabu (17/9/2014).


Jika ada skenario kenaikan harga BBM, lanjut Dolfie, pastinya inflasi diasumsikan lebih tinggi. Di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, asumsi inflasi hanya 4,4%.


"Asumsi inflasi 4,4%. Kalau kenaikan harga harusnya lebih tinggi," ujarnya.


Dolfie menyebutkan, kenaikan harga BBM adalah kebijakan yang harus dibahas secara detil dan hati-hati. Pasalnya, kebijakan ini berdampak luas pada kehidupan masyarakat, terutama kelompok miskin.


"Masih dikaji. Lihat nanti," sebutnya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!