Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Denni Puspa Purbasari mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa mengalokasikan banyak dana untuk infrastruktur. Salah satu penyebabnya adalah anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai lebih dari Rp 200 triliun.
Oleh karena itu, Denni menegaskan subsidi BBM perlu dikurangi. Caranya adalah dengan menaikkan harga. Kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 1.000 per liter saja sudah cukup untuk membangun berbagai infrastruktur.
"Dengan menaikkan harga BBM Rp 1.000 per liter, berarti kita bisa hemat Rp 46 triliun dalam setahun. Sedangkan untuk bangun jalur kereta api hanya butuh Rp 9,8 triliun," kata Denni dalam diskusi di kantor GP Ansor, Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Ia menjelaskan, dengan dana sebesar Rp 9,8 triliun Indonesia bisa membangun jalur kereta api sepanjang 436 km dan bisa selesai dalam jangka waktu 2 tahun saja.
"Itu jalurnya sudah seperti dari Cirebon hingga Surabaya. Ini bisa dibangun di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Kita kan juga butuh trans Sumatera, kenapa tidak bangun itu," papar dia.
Contoh infrastruktur lain yang dapat dibangun adalah pembangkit listrik. "Itu cuma butuh Rp 1 triliun, tapi 5 tahun lalu. Kalau sekarang anggap saja Rp 1,5-2 triliun," kata dia.
Pemerintah, tambah Denni, perlu segera melakukan pengurangan subsidi BBM dan mengalihkannya ke sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Jelas Indonesia punya potensi yang sangat besar bila mau mencabut subsidi BBM dan mengalihkannya ke sektor yang lebih produktif. Kita nggak akan kalah dengan negara lain," tegasnya.
(hds/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
