Harga Tanah di DKI Mahal, Ini Cara PGN Agar Bisa Bangun SPBG

Jakarta -Mengembangkan jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) baru di DKI Jakarta bukan perkara mudah. Selain lokasi yang sulit didapat, harga tanahnya pun sudah sangat mahal.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) punya strategi untuk mengatasi masalah lahan. Mereka berencana revitaliasi SPBU (pom bensin) milik Pertamina/swasta yang lokasinya dekat dengan pipa gas milik PGN. Nantinya SPBG PGN bisa berdampingan dengan di SPBU yang menjual BBM.


"Kita akan revitalisasi SPBU milik Pertamina yang ada di Pluit, Kelapa Gading, Tebet, Sumenep, Sunter dan Pasar Minggu," kata Direktur Pengusahaan PGN Djobi Triananda di Ritz Carlton Pacific Place Hotel Jakarta, Rabu (17/9/2014).‬


Revitalisasi ini dilakukan untuk mensiasati tingginya harga tanah di DKI Jakarta. PGN sudah punya rencana akan menyambungkan pipa gas ke

60 SPBU di Jakarta, selain bisa menjual BBM, SPBU juga bisa menjual gas.


Saat ini PGN masih menunggu respons dari PT Pertamina. Jika sudah mendapat persetujuan Pertamina, maka proses revitalisasi dapat mulai dilakukan dan proses revitalisasi selama 1 tahun.


"Kalau sudah dapat, bangunnya nggak lama. Cuma 1 tahun saja sudah bisa jadi. Waktu yang di Pondok ungu, waktu pembangunannya hanya selama itu," pungkasnya.


Ia pun menegaskan, pembangunan SPBG di Jakarta merupakan hal penting yang perlu dikerjakan karena saat ini penggunaan BBG sudah mulai meningkat intensitasnya.


"Kendaraan-kendaraan umum, taksi dan TransJakarta itu kan sudah pakai BBG. Kalau SPBG-nya jauh kan, mereka repot. Jadi mau tidak mau harus bangun di dalam kota supaya mereka dekat. Dan solusinya tadi, kita merevitalisasi yang sudah ada," katanya.


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!