Tak Ada Bensin Premium di SPBU Tol, Orang Banyak Beli di Luar Tol

Jakarta -Berdasarkan aturan BPH Migas No.937/07/Ka.BPH/2014 penjualan premium di SPBU di rest area jalan tol dilarang. Namun aturan ini tak membuat konsumsi bensin premium turun.

"Dari hasil monitoring kami, belum ada penghematan yang signifikan. Karena aturan tersebut hanya memindahkan tempat pembelian konsumen ke wilayah yang tidak diberlakukan pengendalian (efek balon)," ujar Senior Vice Presiden Feul Marketing and Distribution PT Pertamina (persero) Suhartoko, ditemui di Ruang Komisi VII, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/9/2014).


Suhartoko mencontohkan, akibat aturan larangan tersebut, konsumsi premium di SPBU tol memang langsung turun sebanyak 779 kiloliter (KL) per hari.


"Tapi SPBU lain justru mengalami peningkatan 956 KL per hari. Justru secara keseluruhan malah makin meningkat atau naik dari total SPBU di Jabodetabek mencapai 22.846 KL per hari, naik menjadi 23.802 per hari," ungkapnya.


Akibat tidak efektifnya aturan tersebut, sementara jatah BBM subsidi makin menipis dan diperkirakan tidak akan cukup sampai 31 Desember 2014, Pertamina sempat mengambil langkah pengkitiran (pembatasan) pada 18 Agustus-26 Agustus 2014.


"Kita sempat potong jatah pasokan BBM ke SPBU yakni 3-5% untuk premium dan 15-20% solar. Tapi karena terjadi antrean di mana-mana, terjadi punic buying, pemerintah memerintahkan Pertamina untuk tidak lagi melakukan pengkitiran," jelasnya.


Sementara di tempat yang sama, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng menegaskan tidak akan mencabut aturan larangan bensin premium dijual di SPBU tol.


"Kementerian ESDM tegas tidak mau aturan tersebut dicabut, kami BPH Migas apresiasi itu dan tidak akan cabut," katanya.


"Kalau dianggap tidak efektif karena konsumsi di luar SPBU tol malah meningkat, kan setiap SPBU ada kuota BBM subsidi setiap hariannya berapa kilo liter. Kalau melebihi kan tidak boleh, habis jatahnya hari itu ya jual non subsidi, sampai besok paginya baru boleh jual BBM subsidi lagi. Bukannya malah dibebaskan begitu," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!