Sony Rugi Rp 25 Triliun, Sekarang Eranya Korea Selatan

Jakarta -Hari ini produsen elektronik Jepang, Sony, memprediksi rugi hingga 230 miliar yen (Rp 25 triliun) di akhir tahun. Rugi ini bengkak hingga empat kali lipat dari prediksi sebelumnya yaitu hanya sebesar 50 miliar yen (Rp 5,5 triliun).

Perusahaan asal Negeri Sakura ini mengakui dan menyalahkan divisi telepon seluler (ponsel) mereka yang berkinerja buruk, sehingga membuat kerugian makin bengkak.


Ternyata hal ini telah diprediksi oleh para pengusaha elektronik lokal. Wakil Ketua bidang Home Appliance Gabungan Elektronik Indonesia (Gabel) Sukiatno Halim mengungkapkan saat ini produk elektronik buatan Korea Selatan lebih mendominasi dibandingkan Jepang.


"Memang eranya sudah berganti, dari Taiwan dulu kemudian Jepang lalu sekarang Korea Selatan. Bahkan mungkin setelah ini Tiongkok," kata Sukiatno kepada detikFinance, Rabu (17/09/2014).


Sukiatno mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa produk elektronik kini lebih didominasi oleh Korea dibandingkan Jepang. Teknik marketing dan jenis produk Korea dinilai lebih kreatif dan inovatif dibandingkan Jepang.


"Inovasi marketing dan jenis produk hasil Korea lebih berani daripada Jepang. Saya pikir produk Jepang lebih konservatif. Jadi pasar bisa direbut," imbuhnya.


Salah satu fenomena yang terjadi di dalam negeri adalah produk elektronik televisi dan telepon genggam (HP). Produsen Jepang seperti Sony dan Panasonic yang dikenal dengan produksi televis tabung tidak berkutik melihat moncernya penjualan televisi jenis LCD buatan Korea seperti Samsung dan LG.


"Contohnya LCD kemudian kalau dilihat ada lagi HP. Jadi alasan lain alasan utama soal mindset factory," cetusnya.


(wij/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!