Jadi Holding, Untung BUMN Perkebunan Bisa Tembus Rp 21 T di 2019

Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang pembentukan holding (usaha induk) BUMN bidang perkebunan dan kehutanan.

Nantinya holding BUMN kehutanan akan dipimpin oleh Perum Perhutani, dan holding BUMN kebun dipimpin oleh PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III). Apa manfaat holding ini untuk BUMN?


Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro menyebut, pasca dibentuk holding, akan ada kenaikan kinerja keuangan yang signifikan, seperti laba, aset, hingga modal pasca pembentukan holding.


Laba bersih holding BUMN kebun bisa tembus Rp 21 triliun, dan aset menjadi Rp 121 triliun di 2019.


"Pada tahun 2019, penjualan diharapkan pada angka Rp 130,6 triliun, dengan laba bersih Rp 21 triliun, dan ekuitas Rp 66 triliun," kata Imam kepada detikFinance Jumat (19/9/2014).


Sementara sebelum pembentukan holding, laba bersih PTPN I-IX hanya Rp 2,7 triliun. Laba bersih 14 BUMN kebun ini merupakan penggabungan, namun dalam posisi berdiri sendiri-sendiri.


"Proyeksi akhir tahun 2014 untuk penjualan Rp 47 triliun, laba bersih Rp 2,7 triliun dan ekuitas Rp 22 triliun," sebutnya.


Sedangkan untuk holding BUMN hutan, target kinerja di 2019 adalah Rp 566 miliar untuk laba bersih, dan Rp 7,7 triliun untuk aset.


Sementara kinerja BUMN hutan di 2014 ditargetkan Rp 258 miliar untuk laba bersih, dan Rp 4,4 triliun untuk aset. Kinerja 2014 ini merupakan penggabungan dari Perhutani dan PT Inhutani I-V


"Target 2019 adalah penjualan senilai Rp 7,8 triliun dengan laba bersih Rp 566 miliar dan ekuitas Rp 5 triliun," katanya.


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!