Bos Astra Tak Keberatan Soal Rencana Jokowi Naikkan Harga BBM Subsidi

Jakarta -Rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi digulirkan oleh pemerintahan baru di bawah Jokowi-JK. Rencana ini mendapat tanggapan orang nomor satu PT Astra International Tbk (ASII), yang bisnisnya erat dengan industri otomotif yang rentan terhadap kenaikan harga BBM.

"Mungkin dampaknya 1-2 bulan tergantung kenaikannya berapa. Belajar dari kenaikan harga BBM setelah 2005 nggak banyak lagi dampaknya. Pas 2005 naik 100%, Nah 2006 turun penjualannya sampai 40%. Nah, setelah itu dampaknya sudah nggak ada, kecil," kata Direktur Utama ASII Prijono Sugiarto di acara Investor Summit and Capital Market Expo 2014, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (17/9/2014).


Prijono mengaku mendukung sepenuhnya kebijakan apa pun yang akan diambil pemerintahan baru di bawah Jokowi. Menurutnya, kebijakan menaikkan harga BBM sebagai salah satu cara pemerintah untuk bisa menghemat anggaran dengan mengalihkan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur dan produktif.


"Kalau ada penyelarasan BBM bersubsidi saya dan teman-teman Gaikindo menyadari akan ada dampak tapi short term. Tapi kami menyambut gembira. Apabila dana ini bisa dimanfaatkan untuk infrastruktur, jadi lebih baik akhirnya berbalik mereka akan membeli kendaraan juga," katanya.


Di sisi lain, Prijono menambahkan, pertumbuhan penjualan mobil dan motor di tahun depan masih akan stagnan. Kondisi perekonomian global, fluktuasi nilai tukar, dan masih tingginya defisit neraca transaksi berjalan menjadi alasannya.


"Tahun depan karena ekonomi belum membaik, currency juga, worry terkait current account deficit, selama worry masih ada misal karyawan mau beli mobil jadi ditunda dulu. Motor tahun ini 8 juta tahun depan sama juga segitu, mobil juga masih stagnan," pungkasnya.


(drk/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!