"Saya cuma orang yang tak lulus SD, cuma sampai kelas 4," ujarnya dalam sebuah seminar di Swiss Belhotel, Jakarta, Jumat (19/9/2014)
Masril berasal dari keluarga petani dengan kepemilikan lahan yang tidak cukup luas. Ilmu yang didapatnya hanya berasal dari diskusi, pengamatan dan mencari berbagai referensi dari berbagai sumber lainnya.
"Saya baca, bicara sana sini dan mengerti saja mekanismenya," kata Masril berkisah.
Ia mengaku pernah mencoba mengajukan kredit ke beberapa bank, akan tetapi tidak pernah diterima. Kejadian ini menjadi motivasinya untuk membentuk Bank Petani.
"Sudah ke bank BUMN tapi ditolak, akhirnya saya dengan beberapa orang bentuklah ini Bank Petani. Untuk memfasilitasi petani," katanya.
Masril mengungkapkan bank dengan semangat koperasi tersebut sampai sekarang belum berbadan hukum. Ia menjelaskan proses untuk membuat bank petani berbadan hukum sudah pernah dilakukan, melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera BaratNext
(mkl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
