Indonesia Rutin Impor Ikan Asin, Ini Datanya

Jakarta -Pro-kontra Indonesia rutin mengimpor ikan asin terjawab sudah. Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat Indonesia sudah rutin mengimpor ikan asin dalam 5 tahun terakhir. Bahkan hingga kini, Indonesia tak mampu lepas dari importasi ikan asin.

Punya lautan cukup luas dan 16,4 juta nelayan belum mampu membuat Indonesia mandiri di sektor perikanan. Importasi ikan asin tertinggi terjadi di tahun 2009 lalu dengan nilai impor mencapai US$ 515.752 dan berat 119.380 kg. Setelah itu tercatat impor ikan asin terus mengalami penurunan.


Seperti dikutip, Selasa (23/9/2014), di tahun 2010 impor ikan asin mencapai US$ 138.169 dengan berat 34.531 kg. Lalu berturut-turut tahun 2011 US$ 29.262 dengan berat 5.490 kg, 2012 US$ 29.477 dengan berat 6.715 kg, 2013 US$ 2.372 dengan berat 111 kg. Periode tahun 2014 dari bulan Januari hingga Juli importasi ikan asin sudah mencapai US$ 53.229 dengan berat 1.242 kg.


Sebelumnya Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Utama Kajo menyinggung Indonesia yang belum mampu mandiri pangan sehingga harus banyak impor. Ia mengungkapkan kondisi Indonesia jauh terbelakang dibandingkan negara lain seperti Tiongkok.


"Kenapa mereka bisa maju? Karena mereka tidak habiskan devisa dengan impor beras, gula, kedelai dan lain-lain. Ikan asin saja kita impor," singgung Kajo.


(wij/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!