Melalui program Satu Entrepreneur Satu Tandan Pisang, ia berhasil mengangkat taraf hidup warganya. Program tersebut ia mulai sejak tahun 2010 silam dengan membuat keripik pisang melalui tangan-tangan ulet warganya.
"Dasar pemikiran kami sederhana, ada buah pisang yang melimpah. Kenapa tidak kita manfaatkan jadi makanan olahan," kata Khoirul kepada detikFinance, Senin (22/9/2014).
Khoirul mengirim beberapa warganya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. Hasilnya, setahun kemudian warganya mulai memproduksi keripik pisang. Namun ia membatasi jumlah produksi dengan ketentuan satu warga satu tandan pisang.
"Satu warga satu tandan pisang kami maksudkan agar warga bisa merasakan perkembangannya. Ini tantangan. Keuntungan yang didapat jangan sekali-kali diambil dahulu. Harus diputar untuk kulakan pisang lagi. Lama kelamaan kan semakin besar keuntungannya," kata Khoirul.
Selama 3 tahun berselang, program ini mulai membuahkan hasil yang signifikan. Hasilnya pun sudah bisa dirasakan warga desa Gogodeso.
Misalnya Enik Sriani, warga Gogodeso RtT 01/06, kini mampu memproduksi 30 kg keripik pisang per hari.Next
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
