"Dana tersebut berasal dari dana kontijensi (dana darurat). Prioritas awal ada 12 provinsi yang akan kita sasar. Provinsi yang kita anggap lumbung pangan," kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/10/2014).
Ia merinci, dari Rp 2 triliun, sekitar Rp 400-500 miliar akan dialokasikan untuk mendanai perbaikan saluran irigasi di 2014. Dengan dana itu luas jaringan irigasi yang akan diperbaiki adalah 400.000-600.000 hektar.
Perlu diketahui, dari total jaringan irigasi persawahan yang ada mencapai 7 juta hektar, 52%-nya atau sekitar 3.600.000 irigasi dalam keadaan rusak. Perbaikan yang dilakukan tahun ini merupakan tahap awal perbaikan yang akan dilakukan hingga akhir periode pemerintahan Kabinet Kerja.
"Nantinya, setiap tahun minimal ada perbaikan satu tahun satu juta hektar," katanya.
Ia menambahkan, sekitar Rp 1,5 triliun akan dialokasikan untuk penyediaan bibit, pupuk dan peralatan pertanian seperti traktor dan mesin giling padi.
"Kita sediakan bibit padi, jagung, dan kedelai. Juga bantuan pupuk. Selanjutnya traktor ada juga Alsintan (Alat-alat mesin pertanian). Itu Rp 1,5 triliun," kata Amran.
Harapannya ada peningkatan kapasitas produksi pertanian di tahun depan. "Kita harapkan bisa meningkatkan sebesar 10% dari produksi yang sekarang," katanya.
Ada 12 provinsi yang akan menjadi target prioritas pembangunan irigasi. Lokasi yang dipilih ada lokasi yang berpotensi menjadi lumbung pangan nasional seperti Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
(dna/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
