Ini Permainan Harga Beras di Pasar Cipinang

Jakarta -Pusat perdagangan beras Jakarta di Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur, dianggap menjadi tempat permainan harga beras oleh oknum pedagang.

Permainan ini diduga menjadi salah satu penyebab harga beras di Jakarta melonjak, selain faktor suplai beras yang berkurang dari sentra produksi. Suplai yang berkurang menjadi ajang spekulasi oleh para pedagang beras.


Seorang pedagang beras di Pasar Cipinang yang merahasiakan namanya mengungkapkan harga beras di Cipinang melonjak sejak awal Februari setelah kebijakan dihapusnya Operasi Pasar (OP) beras Perum Bulog. Sebelumnya, para pedagang mendapat pasokan beras OP dari Bulog sehingga kebutuhan beras harian di Cipinang sebanyak 3.000 ton terpenuhi.


Namun pemerintah dan Bulog menghentikan OP beras di Pasar Cipinang, karena dianggap tak efektif karena harga tetap tinggi dan ditambah lagi ada kasus pengoplosan beras dari OP Bulog, yang dikemas dengan merek lain, dijual dengan harga yang lebih mahal dari beras OP.


Pedagang tersebut mengungkapkan sebelumnya harga beras OP milik Bulog terhadap para pedagang di Cipinang dijual Rp 6.800/kg. Harapannya, harga tebus di tingkat konsumen maksimal di angka Rp 7.400/kg. Kenyataannya, keberadaan beras Bulog di pasar-pasar justru menghilang karena dioplos dan harga beras tetap tinggi.


Menurutnya, masih tingginya harga beras meski sudah ada OP beras oleh Bulog, terjadi karena panjangnya rantai distribusi dari Bulog ke pedagang. Padahal OP seharusnya untuk memangkas rantai distribusi, yang terjadi justru sebaliknya.


Ia mengatakan di Pasar Induk Cipinang, beras dari gudang Bulog dikirim ke pengelola pasar yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya (belum dikonfirmasi). Setelah itu, proses distribusi tak langsung ke para pedagang, namun ke koperasi atau Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) di Pasar Cipinang. Next


(hen/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com