Hal ini tidak lepas dari posisi JK yang pada 1999-2000 diberi amanat untuk memegang posisi Kepala Bulog. Ia bekerja selama setahun sampai akhirnya digantikan oleh Rizal Ramli.
JK menuturkan, Bulog bertugas memastikan stok beras cukup. Beras dibeli ketika panen atau level harga rendah dan menggelontorkan beras dengan harga murah saat harga di pasar tinggi.
"Bulog itu menjual saat harga tinggi, membeli saat harga turun. Jadi pada saat harga naik, harus jual stok nya. Begitu teorinya, saya bekas Kepala Bulog jadi paham," terang JK di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Stok beras yang berada di Bulog sekarang adalah 1,4 juta ton. Dengan panen raya yang akan terjadi dalam 3 bulan mendatang (Maret-Mei), stok beras akan kembali terisi sampai 3 juta ton.
"Maret, April, Mei itu panen raya. Itu Bulog bisa punya cadangan lagi 3 juta ton Mei yang akan datang," jelasnya.
Dengan demikian, maka lonjakan harga beras bisa diantisipasi. Berbagai upaya penimbunan oleh pedagang nakal juga dapat teratasi.
"Kalau stok aman, maka harga akan lebih stabil," tukasnya.
(mkl/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com