Sejak awal pekan dua saham tersebut sudah bergerak negatif. Hari ini masih ada satu yang turun, sementara satu lagi stagnan. Menurut Kepala Riset Woori Korindo Securities, Reza Priyambada, koreksi yang terjadi di dua saham tersebut hanya sebatas sentimen.
"Ini baru sebatas sentimen. Hampir sama kayak misalnya di industri rokok ada rencana kenaikan cukai atau larangan merokok di tempat umum. Begitu wacana keluar langsung bikin harga saham turun. Sama halnya di DLTA dan MLBI," ujarnya ketika dihubungi detikFinance, Selasa (3/2/2015).
Reza menambahkan, kabar larangan dari pemerintah itu yang menjadi sentimen negatif di mata pelaku pasar. Akibatnya, banyak investor melepas saham yang bersangkutan.
"Nanti pada praktiknya tidak akan terlalu berpengaruh. Penjualan minuman keras itu selama ini memang lebih banyak dilakukan di kafe atau tempat dugem," ujarnya.
Selain di tempat-tempat itu, kata Reza, penjualan bir juga masih tinggi di supermarket dan toko grosir. Sehingga Reza memprediksi harga sahamnya bisa naik lagi setelah implementasi larangan itu nanti berlaku.
Saat ini memang banyak pelaku pasar melepas saham dua produsen bir itu sambi mencari-cari informasi mengenai seberapa jauh imbas dari larangan itu.Next
(ang/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com