Sarjana Peternakan 'Geregetan', Ekspor Daging RI Kalah Kalah Sama India

Jakarta -Predikat Indonesia yang menyandang status sebagai negara bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) oleh ‎Office Internastional des Epizooties (OIE), belum bisa dimanfaatkan maksimal.‎

Peneliti Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kusuma Dwiyanto mengaku 'geregetan'. Pasalnya, India yang belum dinyatakan bebas PMK saja bisa menjadi eksportir daging sapi terbesar di dunia. Sementara Indonesia, malah menjadi importir daging.


"Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK. Harusnya kalau dia mau ekspor ke negara lain pasti diterima. Potensi itu malah nggak dimanfaatkan. Sekarang India yang belum dinyatakan bebas PMK malah menjadi eksportir terbesar ke seluruh dunia," ujar dia ditemui di kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (25/2/2015).


Saat ini, India menjadi pemasok daging sapi terbesar dunia dengan volume mencapai 1,56 juta ton. Diikuti Brasil sebanyak 1,18 juta ton, dan Australia sebanyak 1,07 ton.


Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia, yang justru menjadi salah satu negara pengimpor daging sapi. "India tidak bebas PMK tapi jadi eksportir daging terbesar di dunia. Indonesia bebas PMK tapi jadi importir terbesar," keluh dia.‎


Kusuma mengungkapkan, kendala Indonesia adalah pada tingkat produksi yang masih minim. Ini karena kurang seriusnya pemerintah memperhatikan sektor peternakan. Pemerintah, katanya, selama ini hanya berpikir mengamankan pasokan, tanpa memikirkan upaya meningkatkan produksi.


"Punya peluang tapi stok dalam negerinya sedikit bagaimana mau bisa ekspor. Memang tantangan terbesar kita adalah meningkatkan populasi dan meningkatkan produktivitas. Pemerintah harus serius di situ," tegasnya.


(dna/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com