Bos BNI Curiga Masih Banyak Uang Orang RI yang Disimpan di Luar Negeri

Jakarta -Setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran direksi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Komisi XI DPR kembali mengadakan pertemuan dengan bank pelat merah. Kali ini giliran PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

RDP ini dimulai pada pukul 15.00 WIB dan dihadiri oleh semua Direksi BNI. Namun, hanya ada 10 orang personel Komisi XI DPR yang tampak di ruang rapat.


Direktur Utama BNI Achmad Baiquni sempat memperkenalkan satu per satu jajaran direksi baru BNI. Selanjutnya Baiquni menjelaskan perihal kinerja keuangan hingga persoalan industri perbankan ke depan.


"Ke depan, isu laju pertumbuhan dana pihak ke-3 lebih lambat daripada kreditnya. Loan to GDP (Gross Domestic Product) ratio masih rendah, di bawah 30%. Singapura sudah sampai 100%. Perbankan ke mana? Pembiayaan ke GDP kok masih 30%? Ini sebetulnya bukan bank nggak beri kredit, tapi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang nggak besar," papar Baiquni, Rabu (8/4/2015).


Rendahnya DPK di bank-bank dalam negeri, lanjut Baiquni, memunculkan dugaan bahwa masih banyak orang Indonesia yang memilih menyimpan uangnya di luar negeri.


"LDR (Loan to Deposit Ratio) kita 90%, sementara LDR Singapura dan Malaysia rendah. Ini indikasi dana disimpan di luar negeri," ujarnya.


Pada kesempatan, tersebut Baiquni menjelaskan portofolio penyaluran kredit BNI. Dia menyebutkan BNI mulai banyak masuk ke pembiayaan infrastruktur dan maritim. Data per akhir 2014, BNI telah mengguyur kredit infrastruktur Rp 36,6 triliun.


"Sementara kredit maritim mencapai Rp 8,7 triliun. Itu untuk pelayaran, galangan kapal, dan lain-lain," katanya.


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com