First Asia Capital: Peluang Penguatan IHSG Terbatas

Jakarta - IHSG awal pekan kemarin bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi ditutup di teritori negatif, melemah 20 poin (0,4%) di 4.854,312. Nilai transaksi di Pasar Reguler menipis hanya Rp 4,55 triliun dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian sepekan sebelumnya yang mencapai Rp 5,72 triliun. Koreksi indeks terutama dipicu aksi ambil untung atas saham Grup Astra, PGAS, PTBA, BUMI, dan saham tambang logam. Sedangkan saham yang masih menguat antara lain sektor perbankan seperti BMRI, BBNI dan saham TLKM.

Koreksi Senin lalu juga sejalan dengan koreksi yang terjadi di bursa Asia, menyusul sejumlah data ekonomi China yang keluar dibawah harapan pasar. Inflasi China Februari naik menjadi 3,2% dari bulan sebelumnya 2%. Angka penjualan ritel Februari China hanya tumbuh 1,9% turun dari bulan sebelumnya 4,7%. Sementara indeks saham utama di Wall Street tadi malam bergerak konsolidasi ditutup bervariasi. Indeks DJIA ditutup di level tertinggi baru 14450,06 naik tipis 0,02%. Sedangkan indeks S&P dan Nasdaq masing-masing ditutup melemah 0,24% dan 0,32% di 1552,48 dan 3242,32.


Rally di pasar saham sejak awal tahun ini dipicu membaiknya ekonomi di sejumlah negara lokomotif ekonomi global seperti AS dan China dan juga langkah stimulus yang dilakukan sejumlah bank sentral utama dunia. Namun harga saham sektoral yang sudah relatif tinggi dan minimnya insentif positif bisa memicu terjadinya koreksi jangka pendek.


Melanjutkan perdagangan hari ini peluang penguatan akan terbatas dan pasar diperkirakan akan melakukan aksi ambil untung lanjutan. IHSG akan bergerak dengan support di 4.830 dan resisten 4.890.


(dnl/dnl)