Wamentan: Banyak Buah yang Diimpor, Tapi Umumnya Yang Tidak Kita Punya

Jakarta - Pemerintah mengakui, saat ini masih banyak buah-buahan yang diimpor oleh Indonesia, namun buah-buah yang diimpor umumnya tidak diproduksi banyak di dalam negeri. Banyaknya impor buah yang dilakukan Indonesia membuat neraca perdagangan hortikultura Indonesia defisit.

"Banyak (buah) yang kita impor, tapi kebanyakan ya buah. Buah itu umumnya yang tidak kita punya, jadi tidak bisa kita tutup karena ada kebutuhan masyarakat yang nyata. Seperti anggur, kita tidak punya, apel kita tidak terlalu banyak seperti Apel Malang, lalu pir. Itu yang tidak kita punya. Dari Thailand lebih banyak lagi, seperti lengkeng, durian. Sebenarnya durian Monthong sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Tapi kalau durian kalau kita serahkan ke masyarakat, mereka pasti lebih suka durian lokal karena rasanya lebih 'nendang'," papar Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat ditemui detikFinance di kantornya, Ragunan, Jakarta, Senin (11/3/2013).


Rusman mengakui, konsumsi buah impor yang dilakukan masyarakat memang lebih banyak ketimbang buah lokal, dan ini yang membuat neraca perdagangan hortikultura Indonesia defisit, akibat banyaknya impor ketimbang ekspor. Meski begitu, Rusman mengatakan, produksi buah impor hanya mengisi 10% dari konsumsi buah-buahan di dalam negeri.


Ke depan, pemerintah tidak akan tinggal diam melihat kenyataan maraknya buah impor. Rusman menyatakan, pihaknya akan bersiap-siap menghadapi pemberlakuan penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economy Community/AEC) yang mulai berlaku 2015.


Jika tidak siap, Indonesia bakal menjadi bulan-bulanan dan diserbu oleh produk-produk impor termasuk buah. Apalagi AEC di 2015 tersebut menghapuskan tarif-tarif barang masuk antar negara ASEAN.


"Jangan sampai kita masuk the biggest the losser. Penduduk kita 250 juta, jadi kita lebih dari separuh penduduk ASEAN, dibandingkan dengan 9 negara lainnya. Saya usahakan membuat suatu workshop dengan ahli bagaimana kesiapan kita untuk AEC, karena ini waktunya makin dekat, nanti kita bisa kaget," cetus Rusman.


Saat ini, pemerintah memang sudah mulai membatasi masuknya produk hortikultura impor dengan menghentikan sementara 13 rekomendasi produk hortikultura (RPIH) selama Januari-Juni 2013.


Namun produk-produk yang dihentikan RPIH-nya tersebut akan kembali dikaji dan diubah terus menerus agar tepat sasaran.


"Makanya kita akan bentuk tim tetap yang punya beragam ilmu untuk menentukan. Lalu seperti anggrek yang dilarang, padahal yang banyak anggrek kita diekspor ngapain dilarang. Tapi itu semua berdasarkan semangat menghidupkan petani-petani lokal. Namun jangan terlalu semangat tapi kurang melihat implikasi. Jadi biarkan ada yang mengatur dalam tim tetap," papar Rusman.


Seperti diketahui, kebijakan larangan impor buah dan sayur berlaku sementara mulai Januari-Juni 2013 dengan skema pembatasan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).


Berikut ini 13 produk hortikultura yang dilarang masuk sementara:



  1. Kentang

  2. Kubis

  3. Wortel

  4. Cabai

  5. Nanas

  6. Melon

  7. Pisang

  8. Mangga

  9. Pepaya

  10. Durian

  11. Krisan

  12. Anggrek

  13. Heliconia


(dnl/dnl)