First Asia: IHSG Rawan Aksi Ambil Untung

Jakarta - IHSG kembali mencatatkan rekor tertinggi baru pada perdagangan akhir pekan lalu, ditutup naik 15,824 poin di posisi 4811,613. Penguatan indeks terutama dipicu aksi beli asing yang mencapai Rp.2,14 triliun dengan nilai transaksi di Pasar Reguler mencapai Rp.5,72 triliun meningkat dari rata-rata nilai transaksi harian selama Februari lalu yang hanya Rp.4,89 triliun. Aksi beli terutama melanda saham PGAS, SMGR, BBNI, dan TLKM. Selama sepekan IHSG menguat 3,45%.

Rilis pertumbuhan laba emiten sektoral 2012 lalu yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya menjadi faktor utama penguatan harga saham sektoral selama pekan lalu. Sementara di Wall Street akhir pekan lalu, indeks DJIA dan S&P kembali menguat masing-masing 0,25% dan 0,23% ditutup di 14089,66 dan 1518,20. Penguatan tersebut terutama dipicu meningkatnya aktivitas manufaktur di AS Februari lalu yang tercermin dari indeks ISM Manufacturing PMI sebesar 54,2 naik dari bulan sebelumnya 53,1. Sebelumnya di China, aktivitas manufaktur Februari lalu terlihat melambat meskipun masih tumbuh. Ini tercermin dari indeks PMI China Februari turun menjadi 50,1 dari bulan sebelumnya 50,4. Turunnya angka indeks tersebut membuat pasar saham Asia umumnya mengalami koreksi pada akhir pekan lalu.


Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan indeks diperkirakan akan bervariasi. IHSG semakin terbatas ruang penguatannya sehingga rawan aksi ambil untung pemodal. IHSG akan bergerak dengan support di 4780 dan resisten 4835.


IHSG : S1 4780 S2 4750 R1 4835 R2 4850


Saham Pilihan


INCO 2525- 2700 BoW, SL 2475


BEST 760-810 BoW, SL 750


KIJA 260-300 TB, SL 350


UNTR 19300-20000 TB, SL 19200


BBNI 4700-5000 TB, SL 4600


ENRG 106-112 TB, SL 104


SMCB 3700-4000 TB, SL3600


(dru/dru)