OSO Securities: IHSG Lanjutkan Penguatan

Jakarta - Pada perdagangan awal pekan kemarin (18/03) IHSG ditutup melemah di level 4,802.82 atau turun 0.34% seiring dengan pelemahan rupiah 0.09% serta mayoritas bursa global yang mengalami penurunan. Pelemahan karena pasar merespon rencana kenaikan pajak deposito pemerintah Cyprus. Hal itu memicu kecemasan bahwa krisis utang Eropa semakin memburuk dan emiten-emiten yang memiliki kapitalisasi besar di BEI memang sedang melemah akibat aksi profit taking yang dilakukan investor karena sudah naik cukup tinggi. Sektor yang memimpin pelemahan ini adalah sektor pertambangan yang turun sebesar 1.35%. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 29 miliar.

Pada perdagangan akhir pekan kemarin (18/03) bursa AS ditutup melemah. Indeks DJIA melemah sebesar 62,05 poin atau -0,43% ke level 14,452.06, indeks Nasdaq melemah sebesar 11,48 poin atau -0,35% ke level 3,237.59, indeks S&P juga ikut melemah sebesar 8,60 poin atau -0,55% ke level 1,552.10. Sentimen yang mempengaruhi pasar global termasuk Dow Jones adalah para pelaku pasar yang kuatir akan memburuknya krisis utang zona Euro. Kekuatiran ini setelah bailout yang ditawarkan zona euro untuk Siprus dikuatirkan dapat memicu bank rush. Rencana pengenaan pajak tersebut untuk nasabah yang mempunyai deposito di perbankan cyprus akan dikenakan pajak sebesar 10% dari total nilai deposito. Selain itu, the homebuilder sentiment index bulan Maret turun menjadi 44 dari sebelumnya 46.


Pada awal pekan ini IHSG kami perkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya. Investor masih kuatir akan krisis utang Zona Euro yang di perkirakan akan semakin memburuk, karena diperkirakan Spanyol dan Italy akan mengikuti langkah kebijakan Cyprus. Secara teknikal, IHSG membentuk Black Candle dengan berada di upper bolingger bands. Indikator MACD bergerak naik dengan histogram negatif yang memendek, indikator stochastic masih berada di area overbought. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4750-4825 resistance.


(ang/ang)