SBY: Rupiah Melemah, Tak Perlu Panik

Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini terus melemah. Posisi dolar saat ini sempat menyentuh Rp 10.300. Presiden SBY meminta masyarakat dan pelaku ekonomi tidak panik.

Menurut SBY, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini masih kuat. Tidak hanya mata uang Indonesia saja yang melemah terhadap dolar AS, tapi beberapa negara juga mengalami pelemahan mata uangnya terhadap dolar AS.


"Nilai tukar rupiah sebagian cemas, makro ekonomi memburuk, saya kira tidak. Itu bisa dijelaskan. Ada yang lebih buruk (pelemahan mata uangnya) dan kita lakukan segala hal. Tidak perlu panik, dan bisa kita kelola dan lakukan semua upaya karena ekonomi secara keseluruhan masih terjaga," kata SBY di kantornya, Jakarta, Senin (29/7/2013).


Dalam kesempatan tersebut, SBY mengatakan, sejumlah persoalan ekonomi yang perlu dijaga adalah neraca pembayaran yang defisit serta kebutuhan dolar yang meningkat. Persoalan perekonomian di AS juga perlu ditangani dengan serius.


Seperti diketahui, saat ini penguatan dolar AS masih terus terjadi di negara-negara kawasan Asia.


Dikutip Reuters, Senin (29/7/2013), dolar AS menyentuh level tertingginya di posisi Rp 10.303 hari ini. Adapun level terendahnya di posisi Rp 10.250. Dolar AS saat ini diperdagangkan pada level Rp 10.260.


Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) hari ini juga di patok di Rp 10.270. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan di akhir pekan lalu yang masih berada di Rp 10.265.


Dolar masih menunjukkan penguatannya terhadap mata uang di negara Asia. Antara lain dolar Singapura yang melemah 0,19% terhadap dolar AS, kemudian dolar Hong Kong yang ikut melemah 0,08%.


Penguatan dolar ini dipengaruhi isu perlambatan perekonomian China terutama langkah China yang akan mengurangi kapasitas produksi 19 industri sektoral yang meliputi lebih 1.400 perusahaan.


(dnl/dru)