Akibatnya, bisa jadi cadangan minyak Indonesia akan habis dalam 12-15 tahun mendatang jika tidak ditemukan sumber cadangan baru. Padahal pemerintah sudah lama mendengungkan program konversi dari BBM ke gas. Apa kabarnya?
Sejauh ini program konversi tersebut baru berjalan di sektor rumah tangga, yaitu membuat masyarakat mengganti minyak tanah dengan elpiji ukuran 3 kilogram. Di sektor transportasi dan pembangkit listrik, belum ada kemajuan.
Menurut Komaidi, pengamat energi dari ReforMiner Institute, program ini seakan mandek karena pemerintah belum memiliki blueprint yang memadai. Program konversi itu baru ramai dibicarakan jika pemerintah hendak menaikkan harga BBM. Namun setelah harga naik, program itu bak mimpi belaka.
“Padahal hasil penghematan dari program ini sangat signifikan. Kami perhitungkan kalau pengguna premium dan solar di seluruh Indonesia sudah tidak ada, penghematannya bisa Rp 180 triliun. Ini bisa digunakan untuk membangun infrastruktur, pendidikan, atau kesehatan,” papar Komaidi.
Hingga saat ini, tambah Komaidi, belum ada blueprint yang menjadi dasar pelaksanaan kebijakan konversi. Padahal kebijakan ini sangat strategis. “Kalau untuk program sebesar ini, tetapi hal yang sangat mendasar tidak ada, ya bagaimana kesungguhannya?” ujarnya.
Dalam jangka pendek, Komaidi menegaskan pemerintah perlu menyusun blueprint program konversi yang matang. Pemerintah perlu melakukan identifikasi masalah, cara-cara penyelesaian masalah, dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang terkait baik di lingkup pemerintahan maupun swasta.Next
(DES/DES)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!