DPR Pesimistis Swasembada Daging Sapi Tercapai 2014

Jakarta - Harga daging sapi masih bertahan tinggi sekitar Rp 90.000 per Kg. Hal ini terjadi karena pasokan daging di dalam negeri tidak seimbang dengan permintaan.

Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Herman Khaeron menilai dengan harga yang masih tinggi membuat program swasembada sulit tercapai di 2014.


"Dengan gejolak harga menjelang Idul Fitri, Idul Adha hingga saat ini masih terjadi. Ini sepatutnya pencapaian swasembada 2014 perlu pertimbangkan," ucap Herman di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu (25/9/2013).


Menurutnya untuk mencapai angka swasembada, maksimum pasokan daging impor 10% dari total kebutuhan dalam negeri. Namun saat ini pasokan daging impor telah mencapai 22% bahkan bisa bertambah karena meningkatkanya impor untuk menurunkan harga daging.


"Terakhir impor 17,5%. Dengan impor segitu harga melonjak tinggi sehingga ada penambahan impor jadi 20%-22%. Jadi sampai akhir tahun fluktuasi masih tinggi," sebutnya.


Diakuinya pasokan di dalam secara kuantitatif dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tetapi pasokan sapi dari peternak dalam negeri belum siap potong.

"Saya rasa dari segi populasi. Atas dasar sensus masih cukup. Hitunghan-hitungan cukup. Tapi itu nggak tersedia di pasar," jelasnya.


Paling realistis target swasembada daging bisa tercapai di tahun 2015. Dengan catatan diatur zona distribusi dan pengembangan sapi di dalam negeri.


"Daging asal on the track. Peningkatan populasi. Saya berpikir ada zona pendukung. Di Banten, Jabar, Jateng, Jatim itu dikembangkan zona penyangga. Itu dilakukan 2015 semua sektor kesitu. Kalau itu dibebankan ke Kementan saya ragu swasembada tercapai," katanya.


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!