RI-China Sepakat Hidupkan Kembali 'Jalur Sutera'

Fuzhou - Pada masa lampau jalur sutera yang dikenal sebagai jalur perdagangan antara China dengan negara-negara Asia lainnya kini dibangkitkan kembali dalam konteks kekinian. Jalur sutera 'modern' kini dibangun dengan interconnectivity laut, udara, dan komunikasi digital secara langsung antara Indonesia-China.

"Tinggi dan berkembangnya budaya benua Asia tidak terlepas dari peran Jalur Sutra yang terjalin antara China dan negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia, berabad-abad yang lalu," kata Duta Besar RI Imron Cotan saat bertemu pejabat nomor satu Fujian, Sekretaris Partai Komunis Tiongkok (PKT) Fujian, You Quan di Fuzhou tanggal 26 September 2013, dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Indonesia untuk China, Jumat (27/9/2013).


Menurutnya, terciptanya jalur sutra baru akan membantu memperat hubungan kedua negara, juga akan mendorong secara signifikan investasi dan perdagangan dua arah antara Indonesia dan China.


Imron menggarisbawahi arti strategis Fujian dalam memainkan peran menghubungkan Indonesia-Tiongkok secara langsung. Fujian juga merupakan wilayah asal mayoritas penduduk Indonesia keturunan bangsa China.


Sekretaris Partai Komunis Tiongkok (PKT) Fujian, You Quan yang didampingi oleh Sekjen PKT Fujian, Mr. Ye Shuangyu dan Wakil Gubernur Mr. Zheng Xiaosong menyatakan sepakat dengan Imron. Quan menegaskan Provinsi Fujian berkeinginan pula untuk turut meningkatkan kerjasama kedua negara melalui penciptaan konektivitas langsung antara Indonesia dan Fujian.


Menurut You Quan, Fujian didukung oleh tiga kota pelabuhan utama, sehingga memiliki kemampuan yang lebih untuk terkoneksikan secara langsung dengan Indonesia. Provinsi ini juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan daya beli masyarakat yang kuat.


You Quan menambahkan interconnectivity ini akan sangat membantu meningkatkan volume perdagangan dan investasi kedua pihak yang pada gilirannya akan menyejahterakan penduduk kedua negara.


Apalagi, lanjut Quan, China sedang giat-giatnya mencanangkan kebijakan 'go global policy' yang mendorong pengusaha dalam negerinya berekspansi ke pasar internasional.


Kedua pihak sepakat menghidupkan kembali jalur sutra antara Indonesia-China di abad modern ini menjadi sesuatu yang tidak terelakkan lagi dengan mempertimbangkan intensitas dan potensi ekonomi perdagangan kedua negara.


(hen/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!