Sumatera dan Aceh Masih Byar-Pet, Ini Penjelasan PLN

Jakarta - Hingga saat ini pemdaman aliran listrik bergilir atau byar-pet masih menghantui masyarakat Sumatera Utara dan sebagian wilayah Aceh.

Direktur Operasional Listrik Jawa, Bali dan Sumatera PT PLN Persero Ngurah Adnyana mengatakan, sistem kelistrikan di wilayah Sumatera terbagi menjadi dua, yakni Sumatera Utara yang meliputi provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Sedangkan yang kedua Sumatera Selatan yang meliputi Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, dan Lampung.


Di Sumatera Utara dan Aceh, pertumbuhan beban puncak jauh lebih tinggi dari apa yang direncankan oleh PLN. Saat ini, pertumbuhan beban puncak di wilayah tersebut mencapai 14% sementara prediksi PLN hanya 9%.


"Kalau di Sumatera Utara itu pertumbuhannya beban puncak sebesar 14%. Tapi kita punya planning itu 9% sesuai dengan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik). Kalau beban puncak naik, berarti kebutuhan mereka naik," kata Ngurah disela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2013).


Tetapi saat ini kata Ngurah, pasokan listrik tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik di daerah tersebut, karena ada pembangkit listrik dari proyek FTP tahap I 10.000 megawatt (MW) yang tidak selesai sesuai target yang ditentukan.


"Di sisi lain pasokannya tidak bisa mengimbangi pertumbuhan karena proyek 10.000 MW ini terhambat," katanya.


Dia mengatakan, PLN terus mendorong realisasi pembangkit listrik PLTU Nagan Raya 2 x 200 MW dan PLTU Pangkalan Susu 1 x 200 MW yang diyakini akan mengatasi masalah krisis listrik di Sumatera Utara.


"Nagan itu 2x200 dan Pangkalan Susu itu 1x200," katanya.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!