RI Perjuangkan Jamu Bisa Diakui Dunia Pada KTT APEC 2013

Jakarta - Pemerintah akan memperjuangkan produk jamu agar diakui sebagai pengobatan non medis di dunia. Pemerintah juga memperjuangkan komoditi karet dan sawit sebagai produk ramah lingkungan pada KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali awal Oktober.

"Kita akan promosikan jamu (traditional medicine) sebagai bagian dari pengobatan di KTT APEC. Yang selama ini diakui hanya pengobatan farmasi," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat (27/9/2013).


Selain Indonesia, negara lain yang tergabung di APEC seperti Malaysia, Korea Selatan, China bahkan Thailand juga akan mempromosikan jamu. Hal ini karena, masing-masing negara tersebut mempunyai ciri khas tertentu terutama bahan baku jamu yang diproduksi.


"Tentu untuk jamu ini prosesnya panjang, dibelakangnya ada usaha untuk memberikan pengobatan non medik. Tetapi banyak negara APEC juga ada, China, Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Kita coba dorong dari produknya saja karena produk jahe, temulawak dan ginseng sudah mendapatkan apresiasi. Kita ingin jamu ini diakui tidak saja untuk menggantikan yang medical. Tetapi ada usaha untuk menjaga kesehatan," imbuhnya.


Jika produk jamu dapat diakui dalam forum APEC, maka Indonesia akan mendapatkan keuntungan dan siap mempromosikan serta menjual produk jamu ke negara APEC atau dunia pada umumnya.


"Kemudian trading dan kita jualan dan dapat diterima di sana. Jamu kita itu beda dengan negara lain. Indonesia punya jagoannya loh yaitu temulawak dan itu dikenal seluruh dunia," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!