Dahlan Iskan Geleng-geleng Lihat Kondisi BUMN Perikanan yang 'Sakit' di Ambon

Ambon - Usai blusukan di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama rombongan tiba-tiba merapat pada BUMN perikanan laut, PT Perikanan Nusantara Cabang Ambon.

Berlokasi di tepi Teluk Ambon, BUMN yang memiliki unit usaha dok kapal, pengolahan ikan, hingga penangkapan ikan laut seperti cakalang dan tuna ini sempat berhenti beroperasi sekitar 7 tahun karena konflik berkepanjangan dan masalah pengelolaan. Bahkan sempat dinyatakan telah sakit parah secara korporasi.


Saat meninjau BUMN ikan ini, Dahlan melihat proses perawatan kapal hingga kondisi bangunan. Saat memantau kondisi bangunan, Dahlan geleng-geleng kepala, karena ada bangunan yang tidak terawat. Namun diakuinya kondisi korporasi saat ini sudah mulai bangkit pasca dihidupkan kembali.


"Perusahaan itu sudah sangat sulit bertahun-tahun saat awal jadi Menteri BUMN. Saya tahu itu praktis mati. Saya minta dihidupkan pelan-pelan. Tapi sudah mulai hidup. Saya lihat ada tenaga ahli dari Korea. Mudahan-mudahan tahun ini bisa ekspor ikan," ucap Dahlan di Ambon, Kamis (26/9/2013).


Saat menghidupkan BUMN ikan ini, Dahlan mengaku tidak boleh ada suntikan dana dari pemerintah. Hal ini pernah dilakukan pada periode lalu, namun tidak berdampak positif ke korporasi.


"Ini praktis mati. Kalau cari ikan nggak punya dana. Saya nggak izinkan suntik (dana). Terus izinkan doknya perbaikan kapal milik orang lain. Sambil cari uang untuk bayar gaji juga persiapan cari ikan," jelasnya.


Saat mengunjungi BUMN ikan ini, Dahlan didampingi oleh Kepala Perikanan Nusantara Cabang Ambon Ferdinand Wenno. Dahlan diajak melihat proses perawatan kapal, mengelilingi gedung, hingga melihat pengolahan ikan hasil tangkapan.


Ferdinand menjelaskan, secara korporasi, BUMN ikan ini mulai beroperasi tahun 2008. Saat ini, Cabang Ambon mampu menangkap ikan dan memprosesnya menjadi ikan beku hingga 7 ton per hari. Ikan ini masih diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri.


"Hingga bulan ini laba bersih sudah 1,5 miliar tapi akhir tahun bisa Rp 2,7 miliar. Tahun sebelumnya Rp 1,6 miliar. Kontribusi pendapatan masih dari ikan terus dok," sebutnya.


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!