Kemenperin Sebut Program Mobil Murah Mampu Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja

Jakarta - Program mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car) masih banyak menuai kontroversi. Meski demikian pemerintah terus mendorong industri ini karena diyakini bisa mendorong investasi, menyediakan lapangan pekerjaan.

Dari situs Kementerian Perindustrian yang dikutip Minggu (29/10/2013), program LCGC bisa mendatangkan Dampak positif lanjutan dari peningkatan kegiatan manufaktur ini adalah meningkatnya kegiatan ekonomi di daerah-daerah berupa terbentuknya usaha penyediaan stock komponen after sales service, jasa perbengkelan serta peningkatan Pajak Daerah yang merupakan suatu rangkaian kegiatan ekonomi yang saling terkait dan cukup besar.


"Komitmen investasi senilai US$ 3 miliar dari industri otomotif dan senilai US$ 3,5 miliar dari sekitar 100 industri komponen otomotif baru. Saat ini sebagian besar komitmen tersebut sudah terealisasi, dengan telah dibangunnya 5 pabrik mobil baru dan sekitar 70 pabrik komponen otomotif baru," tulis Kemenperin.


Selain itu, hal tersebut juga mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja terampil seperti dalam bidang teknik otomotif dan material, manajeman produksi, dan jasa distribusi serta manajeman logistik. Dampak positif lanjutan dari peningkatan kegiatan manufaktur ini adalah meningkatnya kegiatan ekonomi di daerah-daerah berupa terbentuknya usaha penyediaan stock komponen after sales service, jasa perbengkelan serta peningkatan Pajak Daerah yang merupakan suatu rangkaian kegiatan ekonomi yang saling terkait dan cukup besar.


Dalam keterangan tersebut juga dijelaskan, LCGC dapat menciptakan lapangan pekerjaan hingga menyerap 30.000 orang di sektor manufakturing. Sedangkan penciptaan lapangan tenaga kerja baru di sektor distribusi mobil dan komponen, dealer dan pemasaran, workshop dan aftersales service diperkirakan 40.000 orang.


Banyak yang mengkhawatirkan penyaluran mobl ini tidak akan merata dan menyebar ke seluruh daerah, melainkan hanya akan terpusat di Jakarta saja. Namun, pemerintah menegaskan distribusi mobil ini akan menyebar. Jumlah produksi mobil LCGC ini diperkirakan sekitar 10-15 % dari seluruh produksi mobil nasional. Dari 508 Kabupaten/Kota di seluruh nusantara, diperkirakan yang mengalami kemacetan saat ini sebanyak 50 Kabupaten/Kota, sedangkan lainnya relatif tidak macet.


Paralel dengan program ini diharapkan pembenahan transportasi publik oleh Pemda diharapkan tetap dijalankan untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di kota, terutama kota-kota besar. Industri otomotif nasional sudah mampu memproduksi kendaraan komersial Mini Van, Bus, Truk, dan siap memasok kebutuhan Pemda dengan produk buatan dalam negeri.


Terlihat bahwa dari perbandingan jumlah penduduk dan GDP per capita, maka di Indonesia masih terbuka peluang yang luas untuk meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan masyarakat akan kendaraan roda empat. Bila peluang ini tidak diisi dengan produk dalam negeri, maka produk impor lah yang akan menguasai pasar dalam negeri.


(zul/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!