Ada Isu Pasang RFID Bayar Rp 200 Ribu, Ahok: Masyarakat Jangan Panik

Jakarta -Masyarakat Jakarta saat ini menyerbu sejumlah SPBU untuk memasang alat Radio Frequency Identification (RFID) di mobilnya, karena sempat ada isu bohong yang beredar, pemasangan RFID bakal dikenai biaya Rp 200 ribu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi kepanikan warga Jakarta pasca berhembusnya isu tersebut. Ahok menjamin takkan ada biaya yang dikenakan Pertamina, apabila hingga akhir tahun pemilik kendaraan belum sempat memasang alat pendeteksi BBM bersubsidi tersebut.


"Kan Pertamina sudah bilang, masyarakat nggak usah panik, sudah nggak ada calo, karena permasalahannya sampai Juni tahun depan juga masih ada. Dia kan kepanikan seolah-olah itu barang kan akan habis. Sekarangkan Pertamina masih kasih," ujar Ahok saat ditemui di Balaikota, Jakarta, Senin (2/12/2013).


Menurutnya, hingga akhir tahun ini Pertamina menjamin cukupnya stok RFID untuk dipasang di setiap kendaraan. "Nanti dibikinkan terus kok," jelasnya.


Ahok juga menambahkan, hingga Juni 2014, Pertamina masih akan memberlakukan pemasangan RFID. Sementara untuk rumor yang berhembus di publik, menurutnya karena kurangnya sosialisasi kepada pemilik kendaraan.


"Sampai Juni tahun depan yang saya tahu. Mungkin sosialisasinya saja yang kurang. Saya yakin sampai Juni tahun depan, saya sudah tanya sama Dirjen," tuturnya.


Animo masyarakat untuk memasang alat monitor dan pengendalian BBM subsidi (RFID/Radio Frequency Identification) akhir-akhir ini cukup tinggi. Bahkan antrean kendaraan yang hendak dipasang sampai membludak dan sempat rusuh.


PT INTI (Persero) selaku pihak yang melakukan pemasangan RFID pada kendaraan bermotor berdasarkan program sistem monitoring dan pengendalian (SMP) yang dilakukan Pertamina dalam distribusi BBM menegaskan, pemasangan RFID gratis.


(rni/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!