Cerita Gita Wirjawan Pimpin Alotnya Perundingan WTO Bali

Jakarta -Suksesnya Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) IX di Nusa Dua Bali menorehkan kisah soal alotnya sebuah perundingan negara-negara berkembang dan maju yang pada dasarnya berbeda kepentingan. Negara maju antaralain Amerika Serikat (AS) akhirnya luluh dan mencapai kesepakatan dan negara berkembang di forum ini.

Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengakui forum WTO di Bali menjadi perundingan yang sangat alot dalam forum organisasi perdagangan dunia ini. Buktinya, agenda WTO yang harusnya ditutup pukul 15.00 WITA Jumat (6/12/2013) harus molor berjam-jam hingga berganti hari, berakhir dini hari (7/12/2013).


Sebagai Chairman KTM WTO IX, Gita bersyukur Paket Bali (Bali Package) bisa diterima oleh seluruh anggota WTO yang mencapai 160 negara. Meskipun ia mengakui tidak mudah dan berliku untuk meloloskan Paket Bali, karena satu saja negara yang tak setuju maka dipastikan paket Bali tak jadi kenyataan.


"Alhamdulilah berhasil kesepakatannya," kata Gita kepada detikFinance, Sabtu malam (7/12/2013)


Menurut Gita, Indonesia selalu memimpin grup 33 (G33) yang di dalamnya termasuk India dan negara berkembang lainnya, menyampaikan aspirasi kepentingan negara berkembang di KTM WTO Bali. Menurut Gita, sikap negara-negara berkembang yang tegas memperjuangkan aspiranya, membuat pihak AS dan negara maju lainnya akhirnya sepakat dengan paket Bali.


"Memang agak alot sekali," katanya.


Gita mengatakan, setelah proses negosiasi marathon di penghujung konferensi, akhirnya AS bisa mengerti pandangan India dan negara berkembang lainnya terkait ketahanan pangan. AS dan negara maju lainnya juga banyak mendengar pandangan Indonesia terkait ketahanan pangan.Next


(hen/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!