BI Sebut Ketergantungan RI Besar Terhadap Pasar Keuangan

Jakarta -Indonesia masih cukup bergantung dengan pasar keuangan. Setiap kebijakan ataupun kondisi perekonomian negara, harus disesuaikan dengan pasar keuangan layaknya ketergantungan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan pembiayaan defisit pada APBN adalah melalui pasar keuangan. Totalnya sekarang mencapai Rp 320 triliun.


"Negeri ini besar sekali ketergantungan financing dari financial market. Yang membiayai defisit APBN itu besar sekali. Ada Rp 320 triliun," ungkap Mirza kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat (6/12/2013)


Pasar keuangan merupakan mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi).


Uang Rp 320 triliun tersebut, sambung Mirza masih berputar di dalam negeri. Misalnya untuk pembangunan proyek yang bersifat jangka pendek hingga jangka panjang.


"Uang yang sebanyak itu masih ada di Indonesia," tegasnya.


Saat ini pasar keuangan menunggu kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD). Jika kebijakannya ampuh, maka para investor akan bertahan.


"Jadi selama ini mereka melihat pemerintah dan BI membuat respons yang benar, maka mereka akan stay. Dan mereka yang telah keluar itu akan nunggu. Jika kebijakannya tepatnya balik kembali," pungkasnya.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!