Bos Pertamina: Kalau Disuruh Pilih, Kami Pilih Tidak Impor

Jakarta -Dalam sehari kebutuhan BBM nasional mencapai 1,4 juta kiloliter (KL). Sementara produksi minyak Indonesia kurang dari 840.000 barel/hari, sehingga sisanya harus impor. Bila disuruh memilih, Pertamina tidak mau mengimpor BBM.

"Kalau disuruh memilih impor atau tidak, Pertamina lebih memilih untuk tidak impor," tegas Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan saat rapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2013).


Karen mengakui, produksi minyak Indonesia itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. "Kita itu hanya produksi hanya 2,2 juta barel oil equivalen per hari, yang jadi minyak hanya 840.000 barel per hari," katanya.


"Cukup tidak cukup pakai saja 840.000 barel tersebut, tidak perlu impor, tidak akan ada defisit anggaran kan," tegasnya lagi.


Karen berkata, kebijakan minyak dan gas bumi bukan ada di Pertamina, melainkan seluruh pihak di Indonesia.


"Sektor Migas itu ketuanya itu bukan Pertamina, tapi departemen se-Indonesia, kalau misalnya kebijakan seluruh departemen di Indonesia ini menyadari produksi Indonesia cuma 840.000 barel, cukup nggak cukup gunakan 840.000 barel tersebut. Tapi di Indonesia ini kan yang satu bikin pabrik mobil lebih-lebih, tapi saya tidak menyalahkan peningkatan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang ini, semua orang butuh energi," katanya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!