Bos AP II Akui Terlambat Antisipasi Pertumbuhan Industri Penerbangan

Jakarta -Laju pertumbuhan jumlah pesawat dan penumpang di Indonesia sangat pesat, angkanya mencapai 10% hingga 13% per tahun. Pesatnya pertumbuhan ini tak diantisipasi oleh operator bandara seperti Angkasa Pura II (AP II).

Direktur Utama AP II Tri Sunoko mengakui pertumbuhan tersebut tidak mampu diikuti oleh pengembangan infrastruktur bandara. Pihak PT Angkasa Pura maupun Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perhubungan terlambat mengantisipasi sehingga lalu lintas penumpang dan pesawat menumpuk saat jam-jam sibuk.


“Faktanya seluruh bandara termasuk AP II terlambat mengantisipasinya karena adanya pertumbuhan yang nggak diperkirakan sebelumnya,” kata Tri Sunoko saat berbincang dengan detikFinance di Kantor Pusat AP II, di Bandara Seokarno-Hatta, Tangerang akhir pekan lalu.


Tri menjelaskan melonjaknya jumlah penumpang pesawat dimulai sejak tahun 2005. “Pertumbuhan setiap tahunnya sekitar 10%-13%. Itu mulia tumbuh sejak 2005 secara signifikan,” jelasnya.


Kepadatan ini didorong ketika mulai dibukanya libelarisasi izin maskapai baru hingga munculnya maskapai berbiaya murah (low cost carrier/LCC). Kondisi tersebut mendorong maskapai berlomba-lomba menawarkan tiket murah dan rute-rute baru hingga ke pelosok Indonesia


“Pada tahun 2003-2004 liberasisasi airlines yang sebesar-besarnya. Sehingga itu nggak disangka. Itu LCC itu tumbuh begitu besar. Nah terus terang seluruh bandara nggak siap sehingga kita alami perlambatan,” terangnya.


Menurut Tri, kondisi diperparah minimnya sinergi dan koordinasi antara pemangku kepentingan. Seperti operator bandara, maskapai, regulator dan pemerintah daerah tempat bandara beroperasi dalam menghadapi pertumbuhan penumpang dan armada yang pesat.


“Ini harus semua. Ini nggak hanya Angkasa Pura, airlines, tidak hanya regulator, tidak hanya Pemda. Semua harus melakukan penataan ulang. Semua mendukung. Itu baru bisa solve membantu keadaan yang sekarang sudah mulai crowded. Kalau sekarang kan saling menuding,” katanya.


AP II merupakan operator bandara BUMN yang mengelola 13 bandara di Indonesia bagian barat. Perseroan sedang melakukan peningkatan kapasitas bandara. Termasuk Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Langkah ini ditempuh untuk mengejar tertinggalnya pertumbuhan infrastruktur bandara.


“Kalau kita lihat sejak 2009/2010, AP dan UPT terus membangun. AP II dari 13 bandara. 10 bandara sedang kita sedang bangun. Diawali dengan Pekanbaru terus Kuala Namu, Tanjung Pinang baru beroperasi. Nah satu demi satu termasuk terminal 3 (Bandara Soetta). Rencana 2015 pertengahan, mau kita coba 2014 kuartal ke-3 itu bisa beroperasikan secara bertahap,” paparnya.


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!