"Jadi begini, kalau terkait apel ini buah subtropis yang kualitasnya tergantung dari kondisi iklim. Kualitas apel kita tidak akan bisa menyamai negara subtropis artinya dari segi kualitas apel di negara subtropis jauh lebih unggul," ungkap Ketua Asosiasi Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia Khafid Sirotuddin kepada detikFinance, Senin (24/02/2014).
Sedangkan bila dilihat dari harga, apel lokal jauh lebih murah dibandingkan apel impor. Contohnya apel impor asal China di tingkat pasar ritel dan tradisional dijual dengan harga Rp 30.000-45.000/kg. Sedangkan untuk harga apel Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat berkisar antara Rp 45.000-75.000/kg. Apel lokal atau biasa orang sebut Apel Malang di tingkat pasar hanya dijual Rp 15.000-16.000/kg.
"Jelas buah impor jauh lebih mahal karena ada biaya pengiriman kan," imbuhnya.
Ia mengakui bahwa minat masyarakat kepada buah impor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan buah lokal. Meskipun harga lebih tinggi, konsumen tidak ragu membeli apel impor karena melihat kualitas dan bentuk fisiknya yang jauh lebih menarik daripada apel lokal.
"Masalah buah impor ini sebenarnya nggak ada toh totalnya itu hanya 6% dari jumlah kebutuhan buah nasional. Konsumen melihat warnanya, tampilannya dan menarik jadi lebih apa yang dilihat dan mereka mampu membeli," jelasnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!