Jero Wacik: Kita Tidak Bisa Impor BBM Terus

Jakarta -Indonesia tiap hari menghabiskan dana US$ 120 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk mengimpor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah tidak ingin itu terus terjadi dan menargetkan dimulainya proyek kilang baru akhir tahun ini.

"Kita tidak bisa impor BBM terus. Caranya agar tidak impor kita konversi menggunakan BBM ke gas, karena kita banyak punya gas, selain itu kita juga bangun kilang, karena kilang ini penting menyangkut security of supply (ketahanan pasokan)," ujar Menteri ESDM Jero Wacik ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (28/2/2014).


Namun, konversi BBM ke gas dan membangun kilang tidak mudah. Jero mengakui, program konversi tidak mudah karena gas yang tersedia tidak banyak.


"Konversi ke gas tidak mudah, karena kita kurang infrastruktur, mengangkut gasnya ini yang tidak tersedia banyak," ucapnya.


Jero menambahkan, saat ini sudah banyak investor yang berminat untuk membangun kilang minyak di Indonesia dan dia menargetkan, sebelum masa jabatannya sebagai Menteri ESDM berakhir, ada proyek kilang yang sudah dimulai.


"Sekarang investor banyak yang minat, karena mereka melihat niat pemerintah tegas kilang harus dibangun. Target saya sebelum ganti pemerintahan ada yang diteken dan kalau bisa groundbreaking," katanya.


Seperti diketahui, produksi minyak nasional tahun ini hanya berkisar 804.000 barel per hari, sementara kebutuhan BBM nasional mencapai 1,5 juta barel per hari.


Akibat produksi yang tidak cukup, impor BBM tiap waktu terus meningkat. Jero mengungkapkan, saat ini diperlukan dana US$ 120 juta per hari hanya untuk impor BBM.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!