Petani Tak Hanya Diserbu Apel Impor, Tapi Juga Pestisida Asing

Jakarta -Petani apel di Indonesia khususnya di Malang menjerit karena diserbu apel impor. Bukan hanya buahnya yang diimpor, para petani menyayangkan masih harus ketergantungan pestisida impor.

Salah satu petani apel di Kota Malang, Jawa Timur, Ngaribun mengatakan petani apel saat ini masih harus mengimpor obat-obatan peranian sa satunya insektisida dan pestisida.


"Obat-obatan pertanian itu dari luar, impor kita belinya pakai dolar (AS), sedangkan penghasilan para petani kan pakai rupiah," kata Ngaribun kepada detikFinance, Senin (24/2/2014).


Ngaribun mengatakan, perkebunan apel di Malang mau tidak mau harus menggunakan obat-obatan tersebut. Pasalnya belum ada obat-obatan jenis itu yang diproduksi di Indonesia.


"Itu dari negara China, Jepang, Jerman," kata pria yang sejak kecil menjadi petani apel ini.


Dikatakan Ngaribun, beberapa petani terpaksa harus gulung tikar karena beban produksi yang berat.


"Belinya pakai dolar, tapi petani kan pakai rupiah. itu kan mahal, banyak yang mengundurkan diri. saya itu berusaha bertahan lah. Kalau semua tutup mau bagaimana," jelasnya.


Dia berharap ada keberpihakan dari pemerintah kepada para petani lokal. Dia ingin produk lokal dilindungi dan impor buah sejenis bisa ditekan. Selain itu, ada industri obat-obat pertanian yang bisa dikembangkan di dalam negeri.


"Istilahnya mungkin petani bisa diberi subsidi begitu," tutup Ngaribun.


(zul/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!