Konversi BBM ke BBG Tak Jalan, Hatta: Infrastruktur Telat

Jakarta -Kebijakan konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) belum ada hasil yang signifikan sampai saat ini. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku telatnya pembangunan infrastruktur jadi penghambat utama.

Pembangunan infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sampai saat ini sedikit. Bahkan di DKI Jakarta hanya ada 8 SPBG.


"Diversifikasi sebetulnya tidak ada sesuatu yang berubah. Masalahnya adalah telat infrastruktur. Itu saja yang mesti kita akui," ungkap Hatta usai rapat koordinasi di kantornya, Jakarta, Jumat (28/2/2014)


Kemudian adalah kesalahan dari pengadaan converter kit. Program tersebut telah dianggarkan setiap tahun, tapi tidak pernah digunakan.


"Sekarang kita juga terlambat untuk pengadaan converter kit," ujarnya.


Sementara untuk pasokan gas, menurut Hatta sudah cukup. Bahkan harga gas saat ini sudah sangat layak dan murah, dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM) premium Rp 6.500/liter dan solar Rp 5.500/liter.


"Gas segala macam cukup. Harga gas yang lebih murah dari BBM yang bersubsidi itu yang kontribusi pada itu. Maka yang menggunakan BBG itu lebih murah setara satu liter BBM. Kalau keekonomian jauh sekali," terang Hatta.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!