'Liarnya' Anggaran Subsidi, Si Penjebol Dompet Negara

Jakarta -Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 memang sudah disahkan dan berjalan. Belanja negara secara total ditetapkan sebesar 1.842,5 triliun. Terbagi atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.249,9 triliun dan transfer ke daerah Rp 592,6 triliun.

Ternyata, dari total belanja pemerintah pusat yang terbesar adalah untuk subsidi, yang mencapai Rp 333,7 triliun. Belanja subsidi ini terdiri dari subsidi energi yang totalnya Rp 282,1 triliun. Meliputi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 210,7 triliun dan listrik Rp 71,4 triliun.


Subsidi lainnya adalah nonenergi dengan total Rp 51,6 triliun. Ada beberapa sektor yang terkait di dalamnya, paling besar adalah untuk subsidi pupuk yang mencapai Rp 21 triliun.


Kemudian adalah penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin (raskin) sebesar Rp 18,8 triliun. Subsidi pajak Rp 4,7 triliun dan bunga kredit program Rp 3,2 triliun serta subsidi PSO Rp 2,2 triliun.


Subsidi memang anggaran yang terbilang raksasa, dan jumlahnya terus bertambah. Berdasarkan pengalaman 5 tahun terakhir, ternyata 20-30 persen APBN tersedot untuk subsidi.


Pada 2008, realisasi belanja subsidi tercatat Rp 275.3 triliun atau 39,7 persen dari total APBN. Kemudian pada 2009, realisasi subsidi mencapai Rp 138,1 triliun, atau 22 persen terhadap APBN.


Pada 2010, realisasi subsidi adalah Rp 192,7 triliun atau 27,6 persen. Pada 2011 sebesar Rp 295,4 triliun atau 33,4 persen, dan 2012 melonjak menjadi Rp 346,4 triliun atau 34,3 persen.Next


(hds/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!