"Tidak tepat untuk membandingkan kita dengan Malaysia, tapi kalau dikatakan upah buruh kita lebih rendah dari Malaysia itu juga tidak benar, bandingkannya untuk dengan perusahaan yang se-level, misalnya kalau buruh di Astra kita jauh lebih tinggi upahnya daripada upah buruh di sana," kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Chris Kanter ditemui di Hotel Intercontinental, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (8/6/2014).
Chris tidak menutup mata masih banyak pengusaha yang masih membayar upah di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) termasuk di kota besar seperti di DKI Jakarta.
"Kita bisa lihat para pekerja di Pacific Place, para pelayan-pelayannya di sana apa mereka dibayar sesuai UMP? Tidak mereka justru banyak yang upahnya masih di bawah UMP, itu dilakukan karena kesepakatan saja," katanya.
Sebelumnya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mempunyai data perbandingan jumlah upah minimum di Indonesia dengan negara di Kawasan ASEAN lainnya.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, upah minimum di Indonesia jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Memang kondisi perekonomian masing-masing negara berbeda satu sama lainnya.
"Bila dibandingkan dengan negara di mana investasi asing mulai masuk di tahun 1970-an, posisi Indonesia memang masuk ke dalam negara berpenghasilan menengah, tetapi nilai upahnya lebih rendah dari Thailand, Filipina dan Malaysia," ungkap Said.
Berdasarkan data KSPI 2013, upah minimum tertinggi di Indonesia saat ini adalah Rp 2,4 juta/bulan di Jakarta. Sementara itu upah minimum di Thailand Rp 3,2 juta/bulan, Filipina Rp 3,6 juta/bulan dan Malaysia Rp 3,2 juta/bulan.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
