Orang Kaya yang Kena Gusur Tol Depok-Antasari Tak Mau Jual Tanahnya

Jakarta -Pembebasan lahan proyek Tol Depok Antasari (Desari) masih terkendala pembebasan lahan. Saat ini, pembebasan lahan seksi I dari Antasari-Sawangan sepanjang 12 Km belum seluruhnya bebas.

Menurut Kepala Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU Achmnad Ghani Ghazali, salah satu kendala pembebasan lahan proyek itu karena proyek tersebut banyak melewati pemukiman penduduk kelas atas yang tak mudah merelakan tanahnya untuk proyek tol.


"Di situ memang mahal, ada yang membebaskan tanah orang yang kaya banget, dia nggak mau jual," katanya di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jl Pattimura, Jakarta, Jumat (9/5/2014).


Berdasarkan catatan PT Citra Waspphutowa, selaku perusahaan pengembang tol Desari, harga tanah proyek Tol Desari beragam, dari Rp 700.000 hingga Rp 12 juta/meter.


Ghani mengatakan, proyek tol itu tidak bisa dimulai karena proses pembebasan lahan belum selesai. Perbankan belum mau mengucurkan kredit jika pembebasan lahan belum mencapai minimal 75%.


"Kontraktor belum ada, tanahnya juga belum," katanya.


Proyek Tol Desari telah dicanangkan untuk segera dibangun melalui proses seremoni, Kamis (8/5/2014) kemarin. Pembangunan diperkirakan dimulai 3 bulan lagi atau Juli-Agustus 2014.


"Itu untuk memberi semangat agar cepat dibangun," katanya .


Proyek tol Antasari-Depok pembangunannya dibagi dalam dua seksi. Pembangunan seksi I yaitu ruas Antasari-Sawangan sepanjang 12 Km, mencakup seksi IA sepanjang 6,85 Km (Antasari-Krukut), seksi I B sepanjang 6,3 Km (Krukut-Sawangan). Kemudian Seksi II, ruas Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 Km.


Tahap pertama tol ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2016 dan untuk tahap dua diharapkan dapat beroperasi sebelum tahun 2024.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!