Meski Negara Kecil, Singapura Jadi Pusat Perdagangan BBM di ASEAN

Jakarta -Sampai saat ini, Indonesia masih sangat ketergantungan impor minyak dan BBM dari Singapura. Meski negaranya kecil, namun Singapura menjadi pusat perdagangan minyak dan BBM di ASEAN.

Bagaimana Indonesia? Saat ini, kondisi ketahanan energi Indonesia sangat buruk. Ketergantungan impor BBM tinggi, sementara kilang-kilang minyak tidak bertambah kapasitasnya. Belum lagi, subsidi BBM nilainya terus bertambah hingga ratusan triliun rupiah.


"Ya karena di Singapura itu pusatnya perdagangan minyak dan BBM di kawasan ASEAN bahkan regional acuannya harga MOPS (Mean of Plats Singapore)," ungkap Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim kepada detikFinance, Kamis (8/5/2014).


Ibrahim mengatakan, ini sama halnya dengan acuan harga minyak Brent, di mana harga minyak yang mengacu pada negara-negara pengekspor minyak (anggota OPEC), sementara acuan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) itu merupakan harga minyak Amerika.


"Jadi setiap acuan harga minyak ada yang menentukan, kalau di Brent itu OPEC, WTI itu Amerika, dan MOPS itu Singapura," ucapnya.


Pembelian minyak atau BBM mengacu pada harga MOPS menurut Ibrahim merupakan salah satu bentuk betapa tergantungnya Indonesia terhadap Singapura.


"Makanya tidak heran orang bilang kita tergantung sekali sama Singapura, itu karena ketahanan energi kita buruk sekali. Singapura mengapa bisa sehebat itu karena mereka banyak sekali kilang minyak, teknologinya modern, bandingkan kita, kilangnya sedikit, teknologinya tua, hingga tidak efisien, produksi BBM biayanya mahal," tegasnya.


"Kalau kita mau lepas ketergantungan terhadap Singapura, perkuat ketahanan energi kita, bangun kilang yang banyak perkuat infrastruktur kita," tandasnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!