"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih lambat, tahun ini diperkirakan sebesar 5,1-5,5%," ungkap Gubernur BI Agus Martowardojo usai Rapat Dewan Gubernur di kantor BI, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Penyebab utama revisi adalah dari sisi ekspor yang melambat drastis. Terlihat pada kuartal I-2014 hanya tumbuh 1,5-1,9%. Lebih rendah dari perkiraan sebesar 8,1-8,5,%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok dari 7,5% menjadi 7,3%. Ini jelas berpengaruh, karena 20% pangsa pasar ekspor Indonesia adalah ke Tiongkok.
"Pasar ekspor kita 20% untuk Tiongkok, sehingga turunnya cukup signifikan," sebut Perry pada kesempatan yang sama.
Selain perlambatan di Tiongkok, faktor lainnya adalah penurunan harga komoditas andalan Indonesia. Seperti harga tembaga yang turun 8,1%, batubara 5,2%, dan karet 15,6%.
Faktor selanjutnya adalah penerapan pelarangan ekspor hasil tambang mentah oleh pemerintah sejak 12 Januari 2014. Ini menyebabkan penurunan ekspor mineral mentah diperkirakan mencapai US$ 3,8 miliar.
"Tadinya diperkirakan US$ 1,8 miliar, tapi melihat kondisi seperti ini diperkirakan menjadi US$ 3,8 miliar," kata Perry.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!