Gubernur BI Mulai Khawatir Kenaikan Impor Jelang Puasa

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mulai mewaspadai peningkatan impor barang konsumsi menjelang Bulan Puasa dan Hari Raya. Alasannya peningkatan impor akan membuat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) meningkat.

"Pada kuartal I-2014, CAD sebesar 2,06% dari PDB. Untuk kuartal II ada sedikit peningkatan karena faktor musiman Indonesia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (8/5/2014)


Jelang momen Puasa dan Lebaran, ada kecenderungan peningkatan impor barang konsumsi yang cukup tinggi. Impor berasal dari produk minyak dan gas (migas) maupun non migas. Kondisi serupa juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.


"Jelang Puasa dan Lebaran kebutuhan yang meningkat membuat impor semakin tinggi," ujarnya.


Selain itu, CAD juga akan dipengaruhi oleh repratiasi atau pembayaran kewajiban ke luar negeri. Di samping itu juga ada beberpa risiko global yang juga mempengaruhi transaksi berjalan.


Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan secara nominal, CAD untuk saat ini US$ 4,1 miliar. Hampir sama dengan kuartal IV-2013. Pelemahan ekspor juga akan menjadi risiko untuk CAD pada kuartal II-2014.


"Memang ekspor tidak sekuat yang kita perkirakan. Apalagi ada ancaman dari sisi minerba (larangan ekspor tambang dan mineral)," kata Perry di kesempatan yang sama.


Ia masih optimistis lonjakan CAD yang akan terjadi pada kuartal II-2014 tidak akan seperti pada tahun 2013 yang mencapai 4,4%. CAD sampai akhir tahun ditargetkan di bawah 3%.


"Kita berharap tidak seperti tahun lalu," pungkasnya.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!