Warga Kalbar Bertahun-tahun Beli BBM Malaysia Rp 8.000/Liter

Jakarta -Anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tahun ini mencapai Rp 210 triliun lebih ternyata tidak tepat sasaran. Salah satu contohnya yang dialami warga di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.

Wakil Ketua Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M Fanshurullah Asa mengungkapkan, warga perbatasan di Kalimantan Barat tepatnya di Lubuk Antu dan Badau, Kabupaten Putusibau, bertahun-tahun mendapatkan pasokan BBM dari Malaysia.


"Setiap harinya BBM ilegal dari Malaysia itu masuk sebanyak 25 kiloliter (KL) atau 25.000 liter ke daerah perbatasan di Kalbar," ungkap Fanshurullah kepada detikFinance, Kamis (8/5/2014).


Ia melanjutkan, warga di sana terpaksa membeli BBM tersebut dengan harga yang lebih mahal, karena pasokan dari dalam negeri tidak cukup bahkan sering tidak datang.


"Warga di sana mau beli BBM dari Malaysia dengan harga Rp 8.000 per liter, mereka mau beli berapa pun. Bahkan bisa lebih dari Rp 15.000 per liter jika stoknya sedikit. Ini lebih mahal daripada harga BBM subsidi yang Rp 6.500 per liter di Indonesia, dan juga lebih mahal dari harga jual BBM di Malaysia," papar Fanshurullah.


Fanshurullah menegaskan, hal ini menandakan bahwa BBM bersubsidi tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama mereka yang miskin di daerah perbatasan. "Buktinya malah dapat pasokan dari negara lain. Itu fakta di lapangan saat kita berkunjung ke sana," ucapnya.


Melihat kondisi tersebut, dia mendesak badan usaha baik itu Pertamina, AKR Corporido, atau Surya Parna Niaga yang merupakan penyalur BBM subsidi segera membangun SPBU atau agen BBM di daerah perbatasan.


"Kita desak badan usaha terutama yang mendapat penugasan penyaluran BBM subsidi agar segera bangun SPBU di daerah perbatasan, jangan hanya di kota besar saja," tegasnya.


Pria yang akrab disapa Ifan ini menambahkan, menurut data yang ia dapatkan, saat ini Pertamina memiliki 96 unit SPBU da 15 SPBN (untuk nelayan) yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Sedangkan AKR memiliki 15 unit SPBU dan 3 unit stasiun pengisian bahan bakar khusus bersubsidi.


Untuk kuota BBM bersubsidi di Kalbar sendiri pada 2013 ditetapkan sebanyak 937.000 KL. Rinciannya, 576.000 KL untuk premium dan 361.000 KL minyak solar/diesel.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!