Vice President Corporate Communication PGN Ridha Ababil mengatakan, masalah persepsi masyarakat akan keamanan jaringan pipa gas menjadi salah satu kendala utama sulitnya pengembangan ini.
"Misalnya kita bangun pipa lewat depan rumah, pemilik rumah bilang jangan karena takut meledak dan sebagainya. Biasanya kendalanya seperti itu, kita perlu meyakinkan," kata Ridha di Hotel Royal Krakatau, Cilegon, Jumat (9/5/2014) malam.
Kendala lain adalah permasalahan pembangunan jaringan pipa yang seringkali harus melintang jalan protokol di kota yang rawan kemacetan ini. Padahal di Jakarta, pipa-pipa utama milik PGN telah membentang melintasi pusat kota.
"Ya itu memang kendala kalau pembangunan pipa harus melintang jalanan, semacam itu kendalanya," tambah Ridha.
Namun demikian, dikatakan Ridha, bukan berarti kendala tersebut bisa menghalangi emiten berkode PGAS itu untuk dapat mengembangkan jaringan gas kota di DKI Jakarta. "Kita tetap komitmen untuk bangun jaringan. Karena tanpa infrastruktur industri gas ini gak akan jalan," pungkasnya.
Hal tersebut, dibuktikan dengan telah dibangunnya jaringan pipa gas di sejumlah lokasi serta terus dijajakinya komitmen dengan berbagai pihak dalam mendukung program penyediaan infrastruktur penyaluran sumber energi murah ini.
Saat ini, PGN sudah punya sekitar 100 ribu pelanggan, 9.800 atau 98%-nya merupakan pelanggan rumah tangga dan komersial. Sayang, jumlah tersebut berbanding terbalik dengan volume serapan gas oleh rumah tangga hanya mencapai 2% saja
"Penggunaan rumah tangga masih kecil, karena mereka hanya pakai untuk masak. Ke depan kalau mobil bahan bakar ganda udah diterapkan sepenuhnya mungkin bisa meningkat, karena mereka (rumah tangga) juga bisa isi bahan bakar di rumah," tandasnya.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
