Ekonom Ini Prediksi Harga BBM Subsidi Bisa Naik Awal 2015

Jakarta -Pemerintah telah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P) 2014. Di dalamnya, pemerintah mengubah berbagai asumsi makro hingga postur anggaran seperti penerimaan dan belanja negara.

Untuk belanja negara, ada kenaikan dari Rp 1.842,5 triliun menjadi Rp 1.849,4 triliun. Salah satu pos belanja yang mengalami kenaikan signifikan adalah subsidi.


Subsidi BBM, LPG 3 kg, dan BBN naik dari Rp 210,7 triliun menjadi Rp 285 triliun. Sementara subsidi listrik naik dari Rp 71,4 triliun menjadi Rp 107,1 triliun.


Dian Ayu Yustina, Ekonom Bank Danamon, memperkirakan pemerintah belum akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat meski anggaran subsidi terus membengkak. Ini terlihat dari asumsi inflasi yang diajukan dalam RAPBN-P 2014, yaitu 5,3%. Turun dari asumsi APBN 2014 yang sebesar 5,5%.


“Inflasi yang relatif rendah artinya pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM pada tahun ini. Sepertinya kebijakan tersebut diserahkan kepada pemerintahan baru,” kata Dian dalam riset yang diterima detikFinance, Senin (26/5/2014).


Pemerintahan baru, lanjut Dian, baru efektif bekerja mulai Oktober. “Waktunya pendek kalau langsung menaikkan harga BBM,” ujarnya.


Oleh karena itu, Dian memperkirakan pemerintah baru akan menaikkan harga BBM bersubsidi paling cepat pada awal 2015. “Waktu yang ideal adalah sekitar Maret-April, karena merupakan musim panen. Jadi tekanan inflasinya tidak terlalu berat,” sebutnya.


(hds/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!